TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut mayoritas publik yaitu sebesar 58,8 persen cenderung lebih religius setelah pandemi Covid-19. Situasi ini pun dinilai berpengaruh terhadap pilihan mereka terhadap layanan jasa keuangan.
"Lebih memilih lembaga keuangan dengan prinsip syariah," kata Ma'ruf dalam acara seremoni kerja sama antara Bank Aladin, Alfamart, dan Halodoc secara virtual pada Rabu, 7 Juli 2021.
Data ini dikutip Ma'ruf dari survei Millenial Muslim Megashifts dari Inventure pada 2020. Di sisi lain, Ma'ruf juga melihat ada ada karakter khusus pada generasi penduduk Indonesia saat ini yaitu 27,64 persen generasi Z dan 25,87 persen generasi milenial.
Menurut Ma'ruf, generasi ini telah melek internet sejak dini. Selain itu, generasi ini dinilai juga cenderung memiliki minat besar untuk memilih gaya hidup yang seusai agama yang keyakinannya.
Tapi di dalam ekosistem lembaga keuangan syariah, Ma'ruf menyebut masih ada beberapa isu strategis dan tantangan yang menghambat akselerasi pertumbuhan bisnis bank syariah, sebagai salah satu jasa layanan keuangan. Berbagai isu ini muncul dalam kajian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018.
Pertama, belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan. Kedua, kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang optimal. Ketiga, rendahnya tingkat literasi dan inklusi. Keempat, layanan perbankan syariah yang kurang kompetitif dibandingkan bank konvensional.
Untuk menyelesaikan berbagai isu ini, Ma'ruf menilai ada beberapa solusi yang diperlukan. Pertama, pentingnya generasi milenial untuk masuk ke pasar perbankan syariah. Kedua, penyediaan produk dan layanan perbankan syariah yang kompetitif.
Ketiga, distribusi kanal digital agar lebih mudah untuk diakses. Keempat, produk yang lebih sesuai gaya hidup sehari-hari. Kelima, kemudahan transaksi dan interaksi untuk nasabah dan jaringan mitra yang luas.
Baca Juga: BEM Unnes Juluki Ma'ruf Amin The King of Silent, Pakar: Perannya Dibatasi Jokowi