TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terus mempercepat pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Hingga kini 41 juta dosis vaksin Covid-19 sudah disuntikkan.
“Sampai sekarang kami sudah memvaksin 41 juta. Bapak Presiden (Jokowi) menetapkan bahwa peningkatannya harus sampai 2 juta vaksin yang dilakukan setiap harinya,” kata Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, 30 Juni 2021.
Sri Mulyani menuturkan saat ini Indonesia sedang menghadapi gelombang kedua khususnya terhadap varian Delta. Pemerintah pun harus bersiap menyediakan vaksin bagi masyarakat.
Ia memastikan pemerintah telah menyiapkan seluruh sumber fiskal untuk menyediakan vaksin. Tujuannya agar Indonesia dapat keluar dari krisis kesehatan maupun ekonomi.
“Indonesia termasuk di antara negara-negara yang sangat cepat (mendapat vaksin) karena pada kondisi awal kami akan membeli vaksin itu bahkan sebelum vaksinnya ada. Saat vaksin masih diriset Indonesia sudah memesan,” katanya.
Ia menjelaskan terdapat beberapa tantangan dalam program vaksinasi mulai dari persiapan yang matang mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk sangat banyak dan jenis-jenis vaksin yang berbeda.
Jenis vaksin Covid-19 yang berbeda tersebut membutuhkan cara penyimpanan yang berbeda-beda juga sehingga persiapan harus dilakukan. “Itu akan menjadi mimpi buruk logistik jika tidak dipersiapkan dengan baik,” tegasnya.
Selain itu, pemerintah juga memiliki tantangan dalam mengajak dan mempersuasi masyarakat agar berkenan untuk divaksinasi.
“Jadi ini memang ada banyak sekali hal teknis bukan hanya sekadar kita punya uang lalu kita bisa membeli vaksin dan kita bisa menyediakan vaksin. Kasusnya tidak seperti itu,” katanya.
Tak hanya itu, ia mengatakan pemerintah dalam krisis ini juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga tiga aspek yakni mengatasi COVID-19 dan menjaga keselamatan masyarakat.
Selanjutnya, menyelamatkan Indonesia dari kekacauan ekonomi dengan memastikan sistem keuangan selalu stabil serta memastikan kebijakan fiskal dan makro terus sustainable atau berkesinambungan.
“Pandemi itu seperti perubahan iklim karena terkait dengan seluruh negara di dunia jadi kita tidak bisa mengatasi ini hanya secara nasional saja,” tegasnya.