TEMPO.Co, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia atau BEI mengklaim berhasil menjamin terselenggaranya aktivitas perdagangan dengan lancar dan mampu meningkatkan berbagai pencapaian pada 2020 dari tahun sebelumnya. Di antaranya peningkatan jumlah dan partisipasi investor, peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat, serta peningkatan kapasitas anggota bursa dan perluasan partisipan.
"Pasar Modal Indonesia 2020 ditutup dengan mencatatkan kinerja positif yang dimulai dari pertengahan tahun 2020 hingga penutupan perdagangan akhir tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan dan terus beranjak mendekati posisi awal sebelum pandemi Covid-19 terjadi," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 Juni 2021.
Pada akhir 2020, walaupun ditutup turun, IHSG dapat mencapai level 5.979 atau hampir mencapai 6.000 setelah sempat turun lebih dari 37 persen ke level 3.937 pada Maret 2020.
Selain itu, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada November 2020 pernah mencapai Rp 13,2 triliun dan Rp 18,4 triliun pada Desember 2020 yang membantu menutup tahun 2020 dengan RNTH mencapai Rp 9,2 triliun.
Pada 2020, frekuensi perdagangan harian menyentuh rekor tertingginya,
yaitu 1.697.537 kali transaksi tepatnya pada 22 Desember 2020. "Hal ini memberikan optimisme untuk perkembangan kinerja Pasar Modal di tahun 2021," ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19, BEI mampu mencatatkan 51 Perusahaan Tercatat baru dan merupakan yang tertinggi di antara bursa lainnya di ASEAN.
Berdasarkan data EY Global IPO Trend Report, BEI masih
masuk ke dalam daftar 10 besar bursa dengan aktivitas pencatatan saham tertinggi di dunia selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2018 hingga 2020.