Lebih lanjut, saat ini pelaku ekspor di Bali 92 persen berasal dari UMKM. Namun nilai ekspornya hanya 14 persen, dengan hub ekspor diharapkan tahun ini nilai ekspor tersebut dapat meningkat hingga 30 persen.
Plt. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bali, NTB, dan NTT I Made Wijaya menuturkan ketika kondisi normal, ekspor lewat jalur udara di Indonesia sebagian besar dilakukan melalui Pulau ini, sebab nilai kargonya sangat memadai. Hal tersebut dilihat dari jumlah pesawat Internasional yang berada di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sebanyak 70 - 80 pesawat per harinya.
"Penerbangan di Bali sebagian besar untuk manusia, jadi kargonya masih banyak yang kosong. Kargo tersebut memiliki daya saing yang sangat kompetitif karena harganya murah," jelasnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho menuturkan Bali memiliki catatan yang positif untuk pertumbuhan nilai ekspor barang pada 2020, yakni menyumbang devisa sebesar 20,8 persen terhadap total devisa Bali. Jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya sebesar 5,7 persen (YoY).
Sementara itu, share ekspor untuk sektor pertanian juga terus meningkat. Pangsa kelompok pertanian pada 2020 meningkat menjadi 25,2 persen atau naik dari 23,3 persen dari tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan tersebut utamanya terlihat untuk komoditas kepiting dan kerang, tanaman obat, kopi, serta buah dan sayur olahan.
BACA: Vaksinasi Covid-19 Capai 70 Persen, Bali Siap Sambut Wisatawan?