TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi WIB, menyerahkan beberapa keuntungan yang dicetak di sesi sebelumnya. Menyusul Brent sempat naik di atas 75 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun karena OPEC+ membahas peningkatan produksi minyak mereka.
Minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan Agustus turun 9 sen ditutup pada 74,81 dolar AS per barel. Nilai itu setelah mencapai tertinggi sesi di 75,30 dolar AS per barel, terkuat sejak 25 April 2019.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 60 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap pada 73,06 dolar AS per barel.
Sumber menyebutkan OPEC+ sedang mendiskusikan peningkatan bertahap untuk produksi minyak mulai Agustus, tetapi belum ada keputusan yang diambil mengenai volume pastinya.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah mengembalikan 2,1 juta barel per hari (bph) ke pasar mulai Mei hingga Juli. Hal itu sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi rekor pembatasan produksi tahun lalu secara bertahap seiring pulihnya permintaan yang terpukul pandemi. Kelompok ini bertemu berikutnya pada 1 Juli 2021.
Kedua harga acuan minyak telah meningkat selama empat minggu terakhir sebagai tanggapan terhadap peluncuran global vaksinasi Covid-19 dan peningkatan yang diharapkan dalam perjalanan musim panas.“(Karena) pasar fisik yang ketat dan persepsi permintaan yang sehat, risiko tetap cenderung positif,” kata pialang minyak PVM.
BofA Global Research menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent untuk tahun ini dan tahun depan, dengan mengatakan pasokan minyak yang lebih ketat dan pemulihan permintaan dapat mendorong minyak ke 100 dolar AS per barel pada 2022.