TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sampai dengan akhir Mei 2021, pendapatan negara terealisasi sebesar Rp 726,4 triliun atau 41,7 persen target APBN 2021, tumbuh 9,3 persen (yoy).
"Jauh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu terkontraksi sebesar 9,0 persen (yoy)," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Senin, 21 Juni 2021.
Penerimaan pajak, kata dia, mencapai Rp 459,6 triliun atau 37,4 persen target APBN 2021, membaik dengan tumbuh sebesar 3,4 persen (yoy). Kinerja penerimaan pajak ini sangat baik mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum pulih sepenuhnya serta insentif fiskal yang masih terus diberikan kepada pelaku usaha.
Pemulihan aktivitas ekonomi serta momen hari raya Idul Fitri pada Mei mengakibatkan mayoritas jenis pajak tumbuh positif, antara lain PPh 21, PPh 22 Impor, PPh 26, serta PPN DN dan PPN Impor. Fase pemulihan ekonomi juga tercermin pada penerimaan pajak sektoral sejalan dengan meningkatnya ekspektasi bisnis (PMI) dan konsumen (IKK), terutama didukung pembayaran THR, pembayaran dividen, peningkatan impor serta membaiknya permintaan dalam negeri.
Selain itu, pemberian insentif pajak yang dilanjutkan pada tahun 2021 telah memberikan manfaat kepada lebih dari 300 ribu wajib pajak.
Selanjutnya, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 99,3 triliun atau 46,2 persen target APBN 2021, dan tumbuh 21,6 persen (yoy). Penerimaan Bea Masuk terealisasi sebesar Rp 14,28 triliun, meningkat 3,56 persen (yoy) seiring peningkatan kinerja impor, sedangkan Bea Keluar mencapai Rp 10,26 triliun, tumbuh signifikan 844,6 persen (yoy) didorong penerimaan BK tembaga dan produk kelapa sawit.
Sementara itu, penerimaan Cukai terealisasi sebesar Rp 74,78 triliun atau tumbuh 11,9 persen (yoy), didorong penerimaan Cukai Hasil Tembakau yang tumbuh 12,6 persen (yoy) dipengaruhi limpahan pelunasan kredit pita cukai dari akhir tahun 2020 dan kebijakan penyesuaian tarif pita cukai.
Realisasi PNBP sampai bulan Mei 2021 mencapai Rp 167,6 triliun atau 56,2 persen target APBN 2021, antara lain didorong oleh pertumbuhan PNBP SDA Nonmigas sebesar 48,4 persen (yoy) akibat kenaikan harga batubara, emas, perak, tembaga, timah, dan nikel, serta dukungan kenaikan sektor kehutanan dan panas bumi.
Juga didorong pertumbuhan PNBP Lainnya sebesar 37,3 persen (yoy) akibat kenaikan penjualan hasil tambang batubara dan layanan PNBP K/L dan pertumbuhan Pendapatan BLU sebesar 126,8 persen (yoy) akibat peningkatan pendapatan dana perkebunan kelapa sawit, layanan pendidikan, dan jasa penyelenggaraan telekomunikasi dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Ini Penjelasan Sri Mulyani Soal Pajak Sembako hingga Pendidikan