TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan aktivitas masyarakat di kuartal-II sempat melampaui level sebelum pandemi Covid-19. Hal itu didorong oleh aktivitas di supermarket dan peritel saat bulan puasa dan Lebaran. "Pemulihan ekonomi domestik terus menguat," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Senin, 21 Juni 2021.
Dia mengatakan hal itu juga berdampak pada peningkatan konsumsi rumah tangga yang diproyeksikan kembali ke zona positif pada kuartal-II. Selanjutnya, tingkat kepercayaan masyarakat kembali meningkat mencapai 104,4, dibanding bulan sebelumnya pada angka 101,5 yang mencerminkan optimisme konsumen terhadap penguatan kondisi ekonomi, dan penurunan tingkat penyebaran kasus Covid-19 pada Mei.
Selain itu, indikator RSI menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat pada April dan diprediksi meningkat pada Mei 2021, atau tumbuh 12,9 persen (yoy), ditopang oleh peningkatan konsumsi pada seluruh kelompok, termasuk pada penjualan mobil ritel yang tumbuh tinggi pada bulan Mei, mencapai 54,8 ribu unit, sebagai indikasi perbaikan tingkat konsumsi masyarakat kelas menengah.
Selanjutnya, indikator konsumsi listrik pada bulan Mei 2021 kembali tumbuh positif double digit di angka 16,6 persen (yoy). "Tumbuh hampir di semua sektor yang menunjukkan adanya recovery ekonomi," ujarnya.
Indeks PMI Manufaktur kembali mencatat rekor, yaitu mencapai 55,3 didorong oleh pertumbuhan solid pada permintaan baru, output dan purchasing, yang sekaligus mendorong pertumbuhan serapan tenaga kerja.
Dari sisi perdagangan internasional, Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan tren positif dengan surplus US$ 2,36 miliar pada bulan Mei 2021, atau tumbuh 17,9 persen (yoy). Kinerja ekspor tumbuh dua digit, yaitu meningkat sebesar 58,8 persen (yoy), terutama didorong peningkatan harga komoditas dan juga pertumbuhan volume barang yang diperdagangkan.
Kinerja impor, kata dia, juga menunjukkan pertumbuhan positif yaitu meningkat 68,7 persen (yoy), terutama dari impor bahan baku yang didorong peningkatan kebutuhan aktivitas investasi khususnya bangunan. Juga meningkatnya kebutuhan hari raya dan penanganan pandemi pada impor barang konsumsi, serta peningkatan impor barang modal yang didorong pertumbuhan impor mesin untuk produksi sektor strategis.