TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengatakan perseroan memang menawarkan pensiun dini kepada karyawan. Hingga saat ini, kata dia, ada sebanyak 1.099 karyawan yang ingin memanfaatkan tawaran itu.
"Memang sayangnya ada 1.099. Dan dari jumlah yang masuk itu kami melihat bahwa jumlah pilot yang mendaftar tidak terlalu banyak," kata Irfan saat rapat kerja komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 21 Juni 2021.
Dia mengatakan pensiun dini ditawarkan mengikuti aturan ketenagakerjaan. Manajemen, kata dia, selalu terbuka untuk bicara dengan serikat pekerja."Kami sama sekali tidak punya intensi jahat di balik ini," ujarnya.
Saat ini, kata dia, manajemen dengan serikat pekerja tengah berdiskusi mengenai tindakan apa saja yang perlu disepakati bersama untuk dilakukan. Karena Irfan juga menyadari, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, bukan waktu yang tepat untuk meminta karyawan keluar.
"Sekarang kami lagi cara memastikan agar offering yang kita lakukan itu memenuhi kebutuhan masing-masing karyawan," kata dia.
Irfan juga mengatakan bahwa saat ini belum ada uang untuk membayar 1.099 kewajiban bagi yang mengajukan pensiun dini. Kendati begitu, sejak awal menyampaikan opsi pensiun dini, memang disepakati bahwa eksekusi pensiun dini disesuaikan dengan ketersediaan dana dan akan dilakukan secara bertahap.
Jadi, kata dia, sampai Surat Keputusan (SK) pensiun belum keluar, karyawan tersebut tetap berstatus karyawan dengan hak dan kewajiban yang sama.
"Kami insyaallah akan mulai di akhir bulan ini dan kita berharap sampai akhir tahun bisa kami selesaikan. Persis seperti program yang kita lakukan tahun lalu, 5-6 bulan juga eksekusinya. Waktu itu sekitar 600-700an orang," kata Irfan.
Baca Juga: Terkini Bisnis: DPR Panggil Bos Garuda hingga BEI Ungkap Penyebab IHSG Anjlok