Dari sisi kredit, BNI per Mei 2021 telah menggelontorkan KUR sebesar Rp 12,1 triliun kepada 121.150 debitur dengan sektor utama yakni pertanian, perdagangan, dan jasa-jasa. Selain itu, BNI mencairkan bantuan produktif usaha mikro (BPUM) sebesar Rp 2,6 triliun kepada 2,19 juta penerima.
Mayoritas penerima adalah pengusaha rumah tangga dan pemilik warung. BNI juga memberikan subsidi bunga UMKM sebesar Rp 79,9 miliar kepada 7.765 debitur yang diprioritaskan untuk sektor pertanian dan perdagangan.
Selanjutnya, pemberian subsidi bunga KUR sebesar Rp 975 miliar kepada lebih dari 292.000 debitur. BNI juga memberikan penjaminan kredit UMKM kepada lebih dari 3.100 debitur dengan nilai Rp 3,6 triliun yang mayoritas di sektor perdagangan, pertanian, dan industri.
Saat ini, kata Royke, penjaminan korporasi padat karya mencapai Rp 130 miliar kepada 2 debitur. "Namun, ini ada dalam pipeline dalam proses kami sekitar Rp 1,5 triliun," ucapnya.
BNI juga menyalurkan kredit yang bersumber dari dana pemerintah sebesar Rp 28,2 triliun kepada 150.000 debitur. Berikutnya ada penyaluran subsidi gaji sebesar Rp 7,7 triliun kepada 3,2 juta penerima serta berperan aktif menyalurkan Kartu Prakerja Rp 10 triliun sampai dengan Mei 2021 kepada 2,8 juta penerima.
Adapun penyaluran Bansos berupa sembako mencapai Rp 17,1 triliun kepada 7,9 juta penerima, serta PKH Rp 14,3 triliun kepada 4,2 juta keluarga penerima manfaat. Sementara outstanding KUR BNI sampai dengan Mei 2021 mencapai Rp 37,6 triliun atau naik sekitar 46,8 persen apabila dibandingkan dengan Mei 2020.
Royke memastikan bahwa BNI tetap hati-hati terhadap penyaluran KUR yang cukup agresif ini. "Tercatat NPL di kisaran 0,6 persen walaupun ada kualitas kredit yang cenderung turun 2,6 persen. Jadi, pra NPL 2,6 persen, NPL nya sendiri 0,6 persen."
BISNIS
Baca: Kronologi Lengkap Kasus Deposito Rp 20,1 Miliar di BNI Makassar yang Diduga Raib