TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan integrasi data serta regulasi di kementerian dan lembaga berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan pelat merah. Keselarasan data dan aturan bisa menunjang BUMN dalam memutuskan perluasan investasi atau program-program yang akan dijalankan pada masa mendatang.
“Ketika kami ingin memperbaiki pangan, tidak mungkin tanpa ada data yang jelas bagaimana produksi dalam negeri, berapa impornya,” ujar Erick dalam webinar Badan Pemeriksa Keuangan, Selasa, 15 Juni 2021.
Erick mencontohkan program pemerintah untuk mencapai swasembada gula. Menurut dia, BUMN perlu mempunyai payung regulasi lebih detail yang mengatur tentang perluasan lahan tebu hingga pabrik agar pelaksanaannya sesuai ketentuan.
Dari regulasi yang ada, perusahaan bisa menghitung perluasan modal yang disesuaikan kebutuhan produksinya. Regulasi juga diperlukan agar investasi BUMN tepat sasaran.
“Ketika kita punya 150 hektare lahan tebu dan pabrik-pabrik, lalu kalau ada kebijakan mau diswasembada, berapa lahan yang harus ditingkatkan. Tidak mungkin kami melakukan investasi dalam kegelapan,” ujar Erick.
Ia pun mengakui peningkatan investasi perusahaan pelat merah menjadi beban berat. Musababnya, banyak kegiatan BUMN yang sifatnya penugasan, tapi pemerintah tidak mendetailkan mana saja program yang bisa berorientasi ke bisnis dan mana yang tidak.