Penjualan gas alam ke luar negeri juga turun sepanjang tahun 2020. Realisasi nilai ekspor gas alam tahun lalu sebesar US$ 604,54 juta atau turun 17,68 persen dibandingkan dengan 2019 US$734,4 juta.
"Pada sektor hulu, sampai akhir 2020, Pertamina telah memproduksi minyak dan gas secara total sebesar 862,7 mboepd, masing-masing produksi minyak mentah 408,4 mbopd dan produksi gas bumi sebesar 2.634,2 MMscfd," ujar Fajriyah.
Tak hanya itu, Pertamina juga membukukan penurunan penjualan seluruh jenis bahan bakar minyak sepanjang tahun lalu. Nilai penjualan BBM untuk jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertalite, dan Pertadex pada tahun 2020 tercatat sebesar US$ 10,06 miliar. Angka tersebut lebih rendah 10 persen daripada pencapaian pada 2019 sebesar US$ 11,27 miliar.
Khusus untuk penjualan BBM jenis Premium jeblok hingga 35,03 persen dengan realisasi US$3,19 miliar dibandingkan dengan penjualan pada 2019 US$ 4,91 miliar. Sementara penjualan BBM untuk jenis solar turun 23,69 persen menjadi US$ 8,02 persen pada 2020 dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2019 senilai US$ 10,51 miliar.
Namun penurunan penjualan BBM terbesar Pertamina terjadi pada jenis avtur dan Avigas. Jjika pada 2019, Pertamina bisa menjual Avtur dan Avigas sebesar US$ 3,4 miliar, angkanya turun drastis menjadi US$ 1,32 miliar pada tahun 2020 lalu.
Fajriyah menjelaskan, secara keseluruhan penjualan konsolidasian perusahaan yang terdiri atas BBM, avtur, LPG, dan petrokimia sebesar 82,81 juta kiloliter pada tahun 2020. Sementara untuk BBM PSO (minyak tanah, solar dan biosolar) serta premium, realisasi penjualan 2020 sebesar 22,87 juta kl, sedangkan untuk BBM non-PSO dan produk non-BBM pada 2020 tercatat penjualan sebesar 47,21 juta kl.