TEMPO.CO, Jakarta – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan perusahaan minyak negara tengah mengejar target keuntungan sebesar US$ 2 miliar pada 2021. Angka itu dua kali lipat lebih besar dari laba bersih yang diperoleh pada tahun buku 2020.
“Tahun ini ditargetkan optimasi biaya bisa US$ 1,9 miliar dan target keuntungan US$ 2 miliar,” ujar Ahok saat dihubungi Tempo pada Selasa, 15 Juni 2021.
Pertamina baru saja mencatatkan laba bersih sebesar US$ 1,05 miliar atau Rp 15,3 triliun (asumsi kurs 14.572) untuk tahun anggaran 2020. Ketimbang 2019, laba bersih ini turun sekitar 58 persen. Tahun sebelumnya, keuntungan perseroan mencapai US$ 2,35 miliar atau Rp 35,8 trilun.
Sementara itu, EBITDA yang diperoleh Pertamina pada 2020 sebesar US$ 7,6 miliar dengan EBITDA margin 18,3 persen. Menurut Ahok, kinerja tahun lalu yang masih di jalur positif tak terlepas dari upaya perusahaan melakukan penghematan di berbagai sisi.
Untuk pengadaan di sisi hulu, misalnya, Ahok mengatakan manajemen bisa melakukan penghematan sampai 15 persen. “Penghematan dari sisi pengadaan dengan cara sentralisasi dan tidak melalui pihak ketiga. Selain itu, dilakukan optimasi biaya dan penjualan produk,” ujar Ahok.
Berdasarkan total transformasi, optimasi, efisiensi, dan akuntabilitas di seluruh lini, perusahaan disebut-sebut berhasil memperoleh pendapatan konsolidasian di akhir 2020 mencapai US$ 41,47 miliar. Ahok mengimbuhkan, upaya untuk melakukan pelbagai efisiensi masih akan terus dilakukan di tahun anggaran 2021.