TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut saat ini Indonesia butuh 12 ribu alat Ultrasonografi (USG). Sebagian dari alat tersebut harus diimpor.
"Ngapain impor, bikin aja pabriknya, dan itu mereka sudah mau," kata Luhut dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 15 Juni 2021. Tapi, Luhut tidak merinci apakah mereka yang dimaksud adalah para investor yang siap membangun pabrik USG di Indonesia.
Senin sore lalu, Luhut dan sejumlah menteri saat bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tingginya belanja alat kesehatan impor dibandingkan dalam negeri menjadi salah satu isu yang dibahas.
"Presiden sudah memberikan arahan, kemarin saya menghadap beliau sore," kata Luhut dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 15 Juni 2021. Selain Luhut, hadir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Menurut Luhut, Jokowi memberi arahan untuk penggunaan lebih banyak lagi produk alkes dalam negeri. Caranya dengan memindahkan atau mengundang investor masuk ke Indonesia. "Presiden sudah memerintahkan tidak ada impor barang seperti itu," kata Luhut.
Dari catatan Luhut, hingga Juni 2021, pemesanan alkes lokal tercatat sebesar Rp 2,9 triliun dan alkes impor Rp 12,5 triliun. Ini berdasarkan data belanja alkes melalui e-katalog periode 1 Mei 2020 dan 11 Juni 2021. "Jadi lima kali lebih besar (impor)," kata dia.
Luhut pun menyinggung kebijakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang sudah menerbitkan aturan agar barang pengadaan pemerintah harus dari dalam negeri. "Tidak boleh ambil dari luar," kata Luhut. Dikutip dari Reuters, perintah eksekutif ini diteken Biden pada 25 Januari 2021.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Luhut: Impor Alat Kesehatan 5 Kali Lebih Besar Dibanding Lokal