Pemerintah sebelumnya memperkirakan ekonomi pada kuartal II/2021 berkisar antara 7,1 persen sampai 8,3 persen. Melonjaknya kasus Covid-19 menjadi kewaspadaan untuk mencapai pertumbuhan mencapai angka maksimum.
Satgas Covid-19 telah mencatat 22 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan kasus selama seminggu terakhir. “Kita masih berharap di range 7,1 persen sampai 8,3 persen masih bisa terjaga. Karena komponen triwulan II/2021 terutama April sangat kuat baik karena koreksi tahun lalu yang base terendah maupun lebaran,” kata Sri Mulyani.
Kedua hal tersebut, menurut dia, memberikan dukungan yang sangat bagus. Oleh karena itu, dia optimistis pemulihan ekonomi terjadi sangat kuat pada kuartal II/2021. “Namun Covid-19 yang terjadi pada minggu kedua Juni akan memengaruhi proyeksi. Jadi kalau Covid-19 bisa menurun, kita bisa berharap. Tapi kalau untuk menurunkan Covid-19 kita harus lakukan pembatasan, maka proyeksi ekonomi akan terkoreksi."
Secara keseluruhan, Sri Mulyani masih yakin pemulihan ekonomi khusunya pada triwulan II/2021 masih berlanjut. Tren positif tersebut terlihat dari realisasi konsumsi dan aktivitas masyarakat pada kuartal I/2021 yang bergerak positif.
Menurut dia, Lebaran memberi dampak positif dan negatif. Indeks frekuensi belanja dan indeks nilai belanja naik pada momen tersebut. Di sisi lain penyebaran pandemi naik setelahnya.
“Ini (penyebaran Covid-19) yang sedang kita harus terus waspadai momentum pemulihan di triwulan II/2021 yang akan tetap terjaga meski kita menghadapi tantangan yang cukup sulit yaitu pada bulan Juni,” ucap Sri Mulyani.
BISNIS
Baca: Bali Sambut Turis Asing, Sandiaga Uno: Vaksinasi Warga Kuta Sudah 92,7 Persen