TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan perdagangan online lintas negara menjadi peluang dan ancaman tersendiri bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri.
Kendati perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) tidak bisa dielakkan di tengah era global saat ini, ia menilai disrupsi tersebut seharusnya bisa memberi keuntungan, serta mendorong terobosan-terobosan baru guna menciptakan pelaku usaha yang tangguh.
"Jadi sama (punya peluang dan ancaman). Contoh opportunity (peluang), dari Rp4.600 triliun perdagangan makanan dan minuman di Indonesia, yang online baru (tergarap) Rp18 triliun. Artinya peluangnya besar sekali. Disrupsi teknologi jadi sesuatu yang tidak bisa dielakkan," kata Mendag dalam Dialog KADIN dan Shopee Indonesia - UMKM Indonesia Menuju Pasar Global yang digelar secara virtual, Senin 14 Juni 2021.
Mendag mencontohkan, di tengah panen semangka di suatu daerah di Indonesia, ada pelaku UMKM yang memanfaatkannya untuk bisa mengekspor buah tersebut ke Uni Emirat Arab (UEA) yang tengah mengalami musim panas.
"Dia tahu semangka itu laku di UEA karena lagi musim panas, 43 derajat di sana. Jadi mereka jual, taruh kotak bagus, begitu masuk UEA langsung pajang di supermarket. Itu menghasilkan sales (penjualan) seminggu Rp2 miliar sekali shipment (pengiriman)," katanya.
Baca Juga:
Peluang tersebut, tentu harus terus dimanfaatkan melalui keberadaan marketplace (lokapasar) oleh para UMKM. Namun, ia mengingatkan, meski ada peluang, tetap tidak boleh melakukan kegiatan yang melanggar asas-asas perdagangan yang ada.