TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan suhu bumi pada 2030 diprediksi akan tetap naik 3,2 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan kondisi pra-industrialisasi. Situasi ini tetap akan terjadi sekalipun semua negara di dunia melaksanakan Nationally Determined Contributions (NDC) mereka masing-masing.
"Itu tidak lama, kalau kita bicara dalam jangka kurang dari satu dekade," kata Sri Mulyani dalam diskusi Climate Change Challenge Universitas Indonesia pada Jumat, 11 Juni 2021.
Menurut dia, prediksi tersebut mencuat dalam Paris Agreement. "Kalaupun semua negara ikuti NDC-nya ternyata dunia tidak akan terhindar dari kenaikan suhu," kata dia.
NDC adalah salah satu poin dalam Paris Agreement, kesepakatan yang telah diratifikasi Indonesia lewat UU Nomor 16 Tahun 2016. NDC lahir agar setiap negara berkontribusi untuk menurunkan emisi mereka masing-masing dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Sri Mulyani juga mengatakan angka 3,2 derajat Celsius ini berarti lewat batas yang bisa ditahan atau dilalui oleh bumi. Para ahli, kata dia, menyebut batasnya hanya 1,5 sampai 2 derajat Celsius saja, dibandingkan kondisi pra-industralisasi.
Sedangkan saat ini, kata dia, suhu bumi sudah naik 1,1 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan kondisi pra-indutrialisasi. Data ini mengacu pada Laporan UN Environment Programme (UNEP) soal kesenjangan emisi.