TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ingin mendorong masuknya investasi agar bisa membangun industri di Papua dan Papua Barat.
Ia menginginkan agar industri yang dibangun nantinya adalah industri dengan bahan baku yang tersedia di sekitar Papua sehingga manfaat dan dampaknya bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat setempat.
"Jadi jangan investasi di Papua itu hanya mengambil barang mentahnya, diolah di tempat lain. Kalau ini yang dipakai, maka biar sampai ayam tumbuh gigi, Papua tidak akan pernah sejajar dengan daerah lain karena nilai tambahnya bukan di Papua," katanya dalam rapat pansus Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang dipantau di Jakarta, Kamis 10 Juni 2021.
Bahlil menuturkan pihaknya telah merancang sejumlah strategi untuk bisa mendorong industri di Papua. Industri yang dibangun disesuaikan dengan sumber daya alam yang tersedia mulai dari bahan tambang, kayu, perkebunan hingga produk perikanan.
"Kami di Kementerian Investasi merancang, kami arahkan sekarang untuk membangun industri-industri yang mendekatkan pada bahan baku. Seperti Freeport, saya sudah komunikasi dengan MIND ID, dengan Menteri BUMN, untuk satu smelter Freeport itu dibangun di Papua," katanya.
Selain pembangunan smelter, mantan Ketua Umum Hipmi itu juga mendorong pembangunan pabrik pupuk di Bintuni, dengan memanfaatkan pasokan gas dari Teluk Bintuni, Papua Barat.