Ada efisiensi di sisi operasional pesawat?
Kami pastikan yang pertama adalah safety pesawat. Kami tidak ada perubahan aturan sedikit pun, malah kami ketatkan (aturan) untuk memastikan Garuda terbang dengan safe (aman). Banyak yang tidak tahu di Garuda ini pilot bisa milih mereka tidak mau menerbangkan pesawat. Kan dia bertanggung jawab terhadap ratusan penumpang. Insting (pilot) itu bicara.
Salah satu contohnya, pernah kejadian ada pesawat yang tidak jalan karena wiper-nya mati. Tapi inilah Garuda. Saya saat itu marah sama tim (mengapa pesawat tidak jalan). Mereka bilang tidak bisa (jalan), karena ini syarat. Jadi yang kami lakukan adalah meminta maaf sama penumpang. Memang kadang orang bilang lebay, tapi ini syarat.
Rute luar negeri kan tidak ekonomis. Rute-rute mancanegara itu juga akan dipangkas?
Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir) sudah bicara itu dari pertama kali ketika mengajak saya (menjadi Direktur Utama Garuda). Saya janji waktu itu kepada beliau, saya akan review (rute luar negeri). Review itu sudah saya lakukan pada minggu pertama (menjabat). Saya putuskan London sama Nagoya putus (tutup penerbangan).
Beberapa rute tetap kami pertahankan, namun sambil dilihat (pergerakan penumpangnya). Kemudian kami turunkan frekuensinya sampai seminggu sekali. Kami lihat juga seminggu sekali karena situasinya up and down.
Beberapa bulan yang lalu sudah dimulai (pengurangan frekuensi). Tapi pesawat itu kan dibutuhkan orang untuk pulang-pergi. Penting bagi kami sebagai national flight carrier dan mandat kami memastikan orang bisa pulang dan pergi.
Bagaimana proses pengurangan frekuensi itu?
Kami lihat situasinya. Ternyata jumlah penumpang kan tergantung situasi. Kalau ada negara membatasi (pergerakan masyarakat), jumlah penumpang turun. Jadi sekarang kami fokus ke kargo.
Mayoritas penerbangan-penerbangan tersebut berbasis hitungan kargo. Kalau kargo tidak cukup (membantu), ya kami kurangi lagi (frekuensi). Memang ada beberapa rute yang kami dorong untuk ekspor. Kami diskusi dengan pemerintah daerah (untuk ikut membantu).
Pak Erick bilang bolak-balik agar Garuda akan fokus ke rute domestik. Diskusi saya (dengan Erick), (rute luar negeri tetap dibuka) kalau ujungnya bisa bikin profit. Yang penting jangan gaya-gayaan. Tapi memang ada isu lain juga, dan beliau sangat paham bahwa kehadiran Garuda itu representasi bangsa.
Bagaimana dengan status national flight carrier Garuda?
Kalau mau kepemilikannya berubah, ya tapi kan ini mandat. Saat berdiri kami bahkan sholawat. Tapi di sisi lain profitability juga jadi sangat penting hari ini. Gaya-gayaan itu enggak boleh.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | RETNO SULISTYAWATI | KHAIRUL ANAM | AISHA SHAIDRA
Baca: Peter Gontha Ungkap CT Rugi Rp 11 T di Maskapai Garuda Indonesia