TEMPO.CO, Jakarta -Fitch Ratings menilai rencana penutupan operasi hypermarket Giant milik PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) pada akhir Juli 2021 tidak akan menguntungkan operator hypermarket lain seperti PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) dengan Hypermart dan pemain besar lainnya seperti Carrefour dan Transmart.
Direktur Fitch Ratings Olly Prayudi menilai operator-operator ini masih akan menghadapi persaingan ketat dari format minimarket yang lebih kecil dan pengecer kelontong tradisional meskipun persaingan dari hypermarket menurun. HERO telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup semua toko Giant dan berpotensi menggantinya dengan toko format supermarket, Hero atau IKEA.
Fitch berharap penutupan tersebut tidak akan berarti lebih banyak ruang untuk ekspansi format hypermarket lainnya, karena hypermarket secara bertahap kehilangan daya tarik mereknya bagi konsumen Indonesia.
Hypermart memiliki sekitar 90 toko pada akhir tahun 2020, turun dari lebih dari 100 toko pada akhir tahun 2019. Giant memiliki 75 gerai, terdiri dari Giant Ekstra dengan format besar dan Giant Ekspres dengan format lebih kecil, setelah menutup 25 gerai sejak 2019.
Pasar ritel grosir Indonesia didominasi oleh format minimarket kecil seperti Alfamart milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang diberi nilai AA- dengan prospek stabil dan Indomaret milik PT Indomarco Prismatama, dengan masing-masing lebih dari 15.000 toko di seluruh Indonesia.
Alfamart menambah lebih dari 1.000 toko sementara Indomaret menambah 700 toko selama 2020 sementara para pelaku hypermarket berjuang untuk mempertahankan kehadiran toko mereka.