TEMPO.CO, Jakarta – PT Kereta Cepat Indonesia Cina atau KCIC tengah menghitung ulang pengeluaran yang dibutuhkan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung guna menekan pembengkakan anggaran. Salah satu komponen yang dikaji adalah kebutuhan sumber daya manusia atau SDM untuk mendukung operasional kereta.
“Kami mengundang berapa ahli dan akademikus dari Universitas Indonesia. Mereka sedang mengkaji fs (feasibility study), terutama untuk biaya SDM yang akan mengoperasikan kereta cepat,” ujar Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Juni 2021.
KCIC akan bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menghemat sejumlah pos pengeluaran SDM. Menurut Mirza, KAI bakal menyediakan pelatihan-pelatihan untuk calon pekerja kereta cepat lantaran perusahaan kereta api nasional itu sudah memiliki fasilitas training.
KAI sebagai salah satu pemegang saham kereta cepat juga diminta menyediakan sarana lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan operasional KCIC. Dengan demikian, pengeluaran perusahaan bisa diminimalkan sampai proyek ini kelar dan beroperasi secara komersial.
Mirza menargetkan penghitungan ulang atas pembengkakan biaya itu bisa kelar pada akhir Juni ini. “Kami sudah undang konsultan internasional. Kalau sudah ada review, fs itu akan menjadi patokan bujet kami,” ujar Mirza.
Proyek kereta cepat mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun mencapai 23 persen dari nilai awal yang besarnya US$ 6,071 miliar. Cost overrun muncul karena ada beberapa perhitungan studi kelayakan yang tidak akurat.