"Sedangkan dari domestik, saya melihatnya justru kebanyakan berita-berita positif yang akan mampir ke pasar kita, di antaranya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua yang kemungkinan positif. Pemerintah sudah menetapkan target sekitar tujuh persen, bahkan bisa lebih. Itu kemungkinan dipublish di Agustus, jadi itu bisa jadi sentimen yang cukup bagus bagi IHSG kita," ujar Roger.
Sementara itu terkait tren semakin banyaknya perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), Roger menilai hal tersebut seharusnya dapat menjadi sentimen positif di pasar saham. Semakin banyak perusahaan yang melakukan IPO mengindikasikan tren ekonomi juga semakin baik. Salah satu yang disebut-sebut akan melantai di bursa dengan IPO jumbo pada tahun ini yaitu GoTo, entitas gabungan dari Gojek dan Tokopedia.
"IPO jumbo GoTo, kita masih memprediksi berapa nilai yang bisa disalurkan ke publik, karena nilainya saja jumbo banget ini. Dari nilai pasarnya saja market value sekitar Rp170 triliun, kita tinggal menebak-nebak bisa diserap tidak nih oleh nasabah ritel," kata Roger.
Meski demikian rencana IPO GoTo setidaknya sudah menjadi berita positif bagi pasar saham domestik karena di era digitalisasi saat ini banyak perusahaan-perusahaan digital terutama yang bernilai tinggi seperti GoTo mau IPO di pasar saham domestik.
"Saya berharap ke depan kondisi market kita sudah jauh lebih stabil, karena kita melihat indikasi-indikasi ekonomi makin membaik. Mulai dari inflasi, walaupun terkena efek dari lebaran, kemudian kita melihat angka fantastis di PMI manufaktur yang sudah tujuh bulan ini ekspansif dengan angka tertinggi tercetak di Mei, kemudian ekspor kita membaik, dan kita mudah-mudahan keluar dari resesi dan kelihatannya pertumbuhan ekonomi kita sudah positif di kuartal kedua," ujar Roger.
Baca Juga: Samuel Sekuritas: Investor Asing Mulai Aksi Jual Saham