TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir meminta Garuda Indonesia dan anak usahanya, Citilink, berfokus pada pasar domestik. Pasalnya, berdasarkan data yang ia kantongi, 78 persen wisatawan di Indonesia adalah turis domestik dengan nilai Rp 1.400 triliun. Sementara, turis asing hanya 22 persen atau Rp 300 triliun.
"Ini sudah dibicarakan sejak sekarang. Sejak November, Januari, sebelum covid, kami sudah bilang ke direksi Garuda, fokus domestik. Kita bukan bisnis gaya-gayaan, mau terbang ke luar negeri gaya, tapi domestik," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers, Rabu, 2 Juni 2021.
Erick mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan membuat industri penerbangan diuntungkan. Pasalnya, untuk berpindah antar pulau, masyarakat hanya bisa menggunakan pesawat dan kapal. "Kalau kita berbisnis ya jelas ini marketnya (domestik) bukan yang ini (internasional) marketnya. Dan kita negara kepulauan," tutur Erick.
Meskipun diuntungkan dengan situasi tersebut, Erick mengatakan Garuda Indonesia tetap harus berpikir agar bisnisnya bisa berkelanjutan. Ia pun mengatakan situasi itu seharusnya membuat Garuda bisa mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, atau total 2.300 pegawai.
"Kalau negara lain jangan saya yang bicara. Sudah dalam proses lebih parah dari Garuda. Kita harus bersyukur, tapi harus berpikir bagaimana Garuda bisa terus sustain," tutur Erick.
Menurut Erick, Garuda masih punya harapan dengan situasi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki pasar domestik kuat. Hal itu juga membedakan Indonesia dengan Singapura, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
"Kita potensi ada tapi harus perbaiki bisnis model pasca pandemi," ujar Erick.
Di samping itu, untuk mengefisienkan perusahaan, Erick Thohir mengusulkan jumlah komisaris Garuda dikurangi. Pengurangan jumlah komisaris itu sejalan dengan efisiensi yang dilakukan perusahaan melalui program pensiun dini.
"Saya ingin mengusulkan kalau bisa komisaris garuda dua saja. Jangan sampai ada pensiun dini tapi komisaris tidak dikurangi. Kita akan kurangi. Jadi nanti jumlah komisaris kita kurangi, entah dua, entah tiga," kata Erick. Saat ini, jumlah anggota dewan komisaris Garuda berjumlah lima orang.
Erick mengatakan pengurangan jumlah komisaris itu juga bisa mencerminkan keseriusan komisaris dan direksi Garuda dalam melakukan efisiensi. Ia berujar rencana itu pun akan dilakukan sesegera mungkin.
"Kasih waktu dua minggu, tapi harus berdasarkan RUPS. Nanti kita kecilkan jumlah komisaris," tutur Erick.
Baca Juga: Erick Thohir: Garuda Indonesia Harus Perbaiki Business Model Pasca Pandemi