Sebab, menurutnya, sistem COD diperlukan karena masih banyak masyarakat yang tidak punya akses ke digital payment maupun akses non tunai seperti kartu kredit, rekening bank dan lainnya sehingga metode COD jadi pilihan yang membantu.
"Pertama tentu harus ada edukasi kepada masyarakat bahwa COD ini merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Jadi bukan produknya kurir," katanya.
Dia menambahkan, ada banyak dampak yang akan timbul bila COD dihapuskan. Menurutnya, adanya layanan COD turut menambah trafik atau volume kiriman pada perusahaan jasa pengiriman.
"Bayangkan kalau [COD] ini dihapus, dampaknya pasti ada di perusahaan jasa pengiriman," ujarnya.
Bagi Asperindo, sambungnya, hal yang paling penting dan utama adalah bagaimana pihak penjual bisa melakukan sosialisasi yang lebih maksimal terhadap masyarakat supaya mereka lebih paham COD itu apa, siapa yang bertanggung jawab kalau ternyata barang yang dibeli tidak sesuai.
"Kalau (COD) ini sampai dihapus tentu dampaknya akan ke mana-mana. Itu mungkin opsi yang terakhir lah kalau emang terpaksa harus diambil," katanya.
BISNIS
Baca juga: Viral Kurir COD Diancam Pedang Samurai, Ini Kronologinya