Saat transaksi gagal, pelaku mendapat pesan pemberitahuan dari KLIK Labs. Pesan itu berisi informasi bahwa nilai transaksi yang tidak berhasil mencapai Rp 1 juta. Pelaku berdalih uang itu adalah nilai yang seharusnya masuk ke rekening korban.
Karena gagal, korban mencoba melakukan transfer dengan nominal Rp 11.015. Tak lama kemudian, ia kembali mendapat SMS dari KLIK Labs yang memberitahukan bahwa terjadi transaksi senilai Rp 500 ribu. “Kata pelaku, uangnya masuk ke rekening saya,” ujar Azmi.
Tak sampai di situ, pelaku mengatakan masih ada sisa Rp 500 ribu dari total penukaran poin yang belum ditransfer ke rekening korban. Pelaku pun meminta korban memberitahu nomor kartu ATM dan tanggal lahir. Pelaku juga menyuruh korban menyalin sebuah pesan yang masuk ke ponselnya untuk dikirimkan ke layanan Bank BCA.
Setelah melalui proses ini, korban mencoba membuka mobile Bank BCA-nya. “Tulisannya tidak dapat diproses,” ujarnya. Namun dalam notifikasi banknya, korban memperoleh pemberitahuan bahwa terdapat transaksi ke ONE KLIK DANA senilai Rp 750 ribu dan Rp 30 ribu atau total Rp 780 ribu.
Korban sempat menanyakan perihal pemberitahuan itu ke pelaku. Pelaku menjawab bahwa nominal tersebut adalah saldo yang masuk ke rekening korban.
Korban tidak bisa mengecek saldonya saat itu juga lantaran aplikasi mobile bank-nya error. Selanjutnya, pelaku menyatakan proses belum selesai karena masih ada sisa uang Rp 220 ribu dari penukaran poin yang belum masuk ke rekening korban.
Karena mobile banking bermasalah, pelaku menawarkan korban menggunakan nomor rekening bank lain. Pelaku menyebut tak masalah sisa uang ini dikirim ke nomor rekening yg berbeda. Lantaran sudah mulai curiga, korban tidak ingin memprosesnya.
Tempo telah mencoba mengkonfirmasi kejadian ini kepada Vice President Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin. Namun hingga berita ini diturunkan, Denny belum memberikan respons.
Baca: Pelanggan Telkomsel Kena Tipu dengan Modus Penukaran Poin