TEMPO.CO, Jakarta -Masuknya sejumlah investor kelas kakap pada ekosistem Ruangguru semakin memuluskan jalan startup edukasi tersebut untuk segera menyandang status unicorn.
Dilansir Dealstreet Asia, firma investasi asal New York Tiger Global Management dilaporkan menginjeksi modal senilai US$ 50 juta kepada Ruangguru pada 16 April 2021. Pendanaan tersebut bahkan dilaporkan memacu valuasi Ruangguru naik dari sekitar US$ 540 juta pada pendanaan sebelumnya menjadi US$ 830 juta.
Namun, investasi Tiger Global Management ternyata bukan satu-satunya injeksi modal pada tahun ini. Laporan crunchbase menyebutkan CGV Capital juga telah menanamkan modal senilai US$ 4,99 juta kepada startup yang dimotori oleh Adamas Belva Syah Devara dan Muhammad Iman Usman ini.
Berdasarkan data Accounting and Corporate Regulator Authority (ACRA) Singapura, Ruangguru mengumpulkan pendanaan hampir US$ 55 juta per April 2021.
Selain itu, Group Lippo melalui PT Multipolar Tbk. (MLPL) juga masuk menjadi investor Ruang Guru. “Ruangguru adalah salah satu investasi perseroan di bidang digital startup. Kami percaya investasi ini akan menghasilkan imbal balik yang baik, yang akan kami sampaikan pada waktunya,” tulis perseroan.
Dalam rilisnya dikutip dari Bursa Efek Indonesia, Selasa (25/5/2021), perseroan melalui PT Nusa Jaya Cipta, anak perusahaan perseroan, telah berinvestasi di Ruangguru sekitar Rp 21 miliar dengan persentase kepemilikan sebesar 3,38 persen.
Meskipun telah berinvestasi di startup ini, perseroan bukanlah pihak pengendali dari Ruang Guru. “Sebagai perusahaan investasi, perusahaan secara teratur terus melakukan evaluasi atas setiap investasinya untuk mengkaji peluang monetisasi ataupun penambahan investasi,” tulis perseroan.
Ruangguru pertama didirikan pada 2014 sebagai online marketplace yang dipimpin oleh Muhammad Iman Usman dan Adamas Belva Syah Devara. Sejak saat itu, startup ini telah memiliki sistem manajemen pembelajaran, video pembelajaran daring, dan simulasi ujian daring.
Startup ini berkompetisi dengan Zenius, Pahamify, Guipper, dan CoLearn di pasar edutech di Indonesia. Startup unicorn adalah perusahaan swasta yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar. Hingga 17 Mei 2021, dilansir dari holoniq.com, saat ini ada 25 unicorn edutech di dunia yang telah mengumpulkan pendanaan lebih dari US$ 16 miliar.
Sejumlah edutech yang masuk dalam level unicorn ini antara lain Yuanfudao dari China, ByJu dari India, Zuoyebang dari Cina, VIPKid dari Cina, Udemy dari AS, Masterclass dari AS, Duolingo dari AS, Kajabi dari AS, dan Unacademy dari India.
Baca Juga: Data di BPJS Bocor, Ahli Siber: Keamanan Institusi Pemerintah Cukup Tertinggal