"Tarif transaksi transfer antar bank Himbara turun dari Rp 6.500 menjadi Rp 4.000, tarik tunai dari Rp 7.500 menjadi Rp 500," ucap Asmawi yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI.
Saat peluncuran ATM Link di Pasar Tanah Abang kala itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN, Maryono, juga menyebutkan sinergi mesin ATM bank-bank pelat merah ini bisa memangkas rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). BOPO dari semula berkisar level 80-81 persen akan dapat ditekan ke level 60-70 persen.
Karena biaya operasional ATM yang cenderung berkurang itu pula, Himbara memutuskan untuk mengubah tarif transaksi di ATM Link pada akhir Oktober 2016. Ketika itu, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sis Apik Wijayanto mengatakan tarif transaksi ATM Link Himbara diputuskan lebih murah dari yang ditetapkan semula saat peluncuran mesin terintegrasi tersebut.
Himbara sepakat untuk menggratiskan biaya tarik tunai antarbank Himbara dari semula sebesar Rp 500. Adapun biaya transfer antar ATM Himbara masih tetap sebesar Rp 4.000, sedangkan transfer sesama bank tidak dikenakan biaya.
“Iya sudah (sepakat). Ini sekarang sudah diimplementasikan. Yang jelas lebih murah,” ujar Sis ketika itu. Dengan sinergi Himbara melalui ATM Link ini, biaya operasional bank-bank BUMN cenderung lebih rendah.
Walhasil, biaya transaksi yang dikenakan ke masyarakat melalui ATM Link Himbara bisa lebih murah pula. Tapi kini konsolidasi mesin ATM bank BUMN yang tujuan awalnya memberikan dampak efisien bagi para nasabah malah justru jadi memberatkan.
Per 1 Juni 2021, biaya transaksi tarik tunai di ATM Link justru naik 10 kali lipat dari biaya transaksi dari masa awal peluncuran integrasi tersebut menjadi Rp 5.000.
Baca: Transaksi di ATM Link Dikenai Biaya per 1 Juni, Simak Daftar Lengkap Biayanya