Pada 14 Mei 2021, FAA AS mengeluarkan Airworthiness Notification untuk pesawat Boeing 737-300, 400, dan 500 series berdasarkan informasi yang dipelajari dalam penyelidikan kecelakaan Sriwijaya Air Flight SJ 182.
Pemberitahuan tersebut menyatakan ada 'kondisi tidak aman' di pesawat. FAA menemukan bahwa kegagalan kabel syncho flap mungkin tidak terdeteksi oleh komputer auto-throttle. Cacat itu disebut dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas pesawat.
Adapun investigasi awal oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia menunjukkan adanya dorongan asimetris dari mesin sebelum SJ 182 menukik fatal. Secara spesifik, throttle kiri berkurang sementara throttle kanan tidak.
Sedangkan FAA menyatakan kecil kemungkinan kecelakaan itu terjadi karena akibat langsung dari kegagalan kabel syncho. Mark mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan yang pasti.
"Sekali lagi ini penyelidikan pada tahap awal tapi kami memiliki bukti cukup bahwa boeing bersalah. Setelah penyelidikan berjalan kami akan mendapatkan bukti lainnya," ujar Mark.
Ia mengatakan timnya juga akan memonitor hasil KNKT dan melakukan penyelidikan sendiri. Laporan awal KNKT menunjukkan bahwa gaya dorong asimetris membuat pesawat terguling dan menukik. Pesawat menukik lebih dari 3.000 meter dalam waktu kurang dari satu menit.
Baca Juga: KNKT Sebut Rekaman Percakapan CVR Sriwijaya Air Berdurasi 2 Jam