TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat nilai ekspor Indonesia April 2021 mencapai US$ 18,48 miliar atau naik tipis 0,69 persen dibanding ekspor Maret 2021.
"Dibanding April 2020 nilai ekspor naik cukup signifikan sebesar 51,94 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Mei 2021.
Dia mengatakan ekspor nonmigas April 2021 mencapai US$17,52 miliar, naik 0,44 persen dibanding Maret 2021. Dibanding ekspor nonmigas April 2020, naik 51,08 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2021 mencapai US$ 67,38 miliar atau naik 24,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 63,78 miliar atau naik 24,84 persen.
Adapun peningkatan terbesar ekspor nonmigas April 2021 terhadap Maret 2021 terjadi pada besi dan baja sebesar US$ 246,2 juta (17,50 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 398,3 juta (13,81 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari - April 2021 naik 25,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor hasil pertanian naik 15,75 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 19,66 persen.
Ekspor nonmigas April 2021 terbesar adalah ke Cina yaitu US$ 3,93 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 2,03 miliar dan Jepang US$1,32 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,56 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$ 3,59 miliar dan US$ 1,39 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–April 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 11,01 miliar (16,34 persen), diikuti Jawa Timur US$ 7,36 miliar (10,91 persen) dan Riau US$ 6,05 miliar (8,97 persen) .
Baca Juga: BPS Catat Neraca Perdagangan April 2021 Surplus USD 2,19 M