TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan uang beredar di masyarakat selama Lebaran 1442 Hijriah mencapai Rp 150 triliun. Secara nasional, angka ini meningkat hingga 41,5 persen dibandingkan dengan periode Lebaran tahun lalu.
“Sedangkan kalau dari laporan BI (Bank Indonesia) Rp 154 triliun. Itu menjadi stimulan untuk meningkatkan daya beli masyarakat,” ujar Airlangga dalam acara silaturahmi virtual, Rabu, 19 Mei 2021.
Jumlah uang beredar khusus wilayah Jabodetabek tercatat melampaui angka nasional dengan peningkatan sebesar 61 persen secara year on year. Adapun total uang beredar terdata mencapai Rp 34,8 triliun.
Kenaikan penarikan uang kartal selama Lebaran didorong beberapa faktor, seperti meningkatnya indikator pertumbuhan ekonomi dan mobilisasi masyarakat. Adanya program bantuan sosial tunai dari pemerintah yang pembayarannya dipercepat serta kebijakan larangan mudik pun turut memberikan pengaruh.
Selain itu, Airlangga menjelaskan kenaikan peredaran uang pada tahun ini didorong oleh pembayaran tunjangan hari raya atau THR sejumlah perusahaan secara penuh kepada karyawannya. Di saat yang sama, pemerintah menggelar hari belanja nasional atau harbolnas sebelum Idul Fitri guna meningkatkan konsumsi masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kenaikan mobilisasi masyarakat ke pusat perbelanjaan terpantau dalam dua pekan terakhir sebelum Lebaran. Kenaikan hingga dua kali lipat terjadi di hampir semua provinsi kecuali Bali dan Papua.
Mobilisasi tertinggi pada dua pekan menjelang Lebaran tercatat terjadi di Maluku Utara dengan kenaikan 101 persen, Sulawesi Barat 74,3 persen, dan Gorontalo 72,1 persen. Dengan demikian, rata-rata kenaikan pergerakan masyarakat ke pusat perbelanjaan pada periode 5-12 Mei 2021 sebesar 37,93 persen.
Baca Juga:Penukaran Uang Selama Puasa dan Lebaran di NTB Capai Rp 2,66 Triliun