“Dengan program ini, Pertamina telah berhasil mengurangi impor solar secara signifikan. Bahkan mulai April 2019, Pertamina sudah tidak lagi mengimpor BBM jenis solar,” kata Nicke.
Program ketiga Pertamina adalah penurunan impor BBM jenis Gasoline atau bensin dengan mencampur metanol dan etanol. Metanol dapat diproduksi dari natural gas ataupun gasifikasi batu bara dan Etanol pun dapat diproduksi dari gasifikasi batu bara ataupun sumber bio-etanol lainnya.
Untuk menjamin keberlangsungan dari lini bisnis yang ada dan mengatasi isu lingkungan dari gasifikasi batu bara ini, kata Nicke, secara bersamaan Pertamina juga menerapkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
Hal ini dilakukan untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya Enhance Oil and Gas Recovery di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas negara.
Pertamina telah menjajaki potensi kerjasama dengan Exxonmobil dan sedang melakukan kerjasama study CO2 injection di lapangan eksplorasi Gundih dan di lapangan eksplorasi Sukowati berkolaborasi dengan beberapa mitra lain. “Melalui pemanfaatan carbon capture yang terintegrasi dengan proyek DME, Pertamina yakin dapat menekan emisi karbon hingga 45 persen,” ucap Nicke.
Baca: Pertamina Beri Diskon Khusus Beli dan Tukar ke Bright Gas, Ini Promo Lengkapnya