TEMPO.CO, Jakarta - Morgan Stanley mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,5 persen(year on year) pada 2021. Sebelumnya, Morgan Stanley memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 6,2 persen.
"Rata-rata konsensus yang dihimpun dari consensus economics sebesar 4,4 persen yoy," dalam data yang dipaparkan Asia Economist Morgan Stanley, Deyi Tan secara virtual, Selasa, 18 Mei 2021.
Dia menjabarkan pada kuartal I 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat masih negatif 0,7 persen yoy. Kemudian pada kuartal II prediksi pertumbuhan ekonomi naik ke level 6,5 persen yoy.
Sedangkan pada kuartal III, Morgan Stanley memprediksi pertumbuhan ekonomi turun tipis ke 6,3 persen yoy dan pada kuartal IV 2021 juga turun tipis ke 6,2 persen yoy.
Sedangkan pada 2022 Morgan Stanley memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,4 persen. Angka itu lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 5,5 persen dengan rata-rata konsensus yang dihimpun dari consensus economics sebesar 5,5 persen.
Adapun pada kesempatan itu Deyi mengatakan Morgan Stanley juga melakukan beberapa perhatian pada ekonomi negara di Asia, seperti jenis rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto yang meningkat. Dari sudut Morgan Stanley, kata dia, rasio utang publik terhadap PDB untuk Asia umumnya masih dalam wilayah yang cukup jinak.
"Meskipun (rasio utang) mereka telah meningkat dari level tahun lalu, mungkin satu-satunya pengecualian adalah India di mana rasio hutang publik terhadap PDB mendekati 70 hingga 80 persen," ujar Deyi.
Menurut Morgan Stanley, sebagian besar negara Asia, utang publiknya sebesar antara 40 hingga 60 persen dari PDB.
BACA: Menyusul Morgan Stanley, Goldman Sachs Akan Tawarkan Investasi Bitcoin
HENDARTYO HANGGI