TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan mengungkapkan niatnya untuk menempatkan investasi di sovereign wealth fund atau SWF. Potensi penempatan itu hampir mencapai Rp 25 triliun.
"Kami sadar kapabilitas kami saat ini untuk investasi langsung itu belum advance. Kami akan berkolaborasi investasi dengan SWF. Karena kami yakin SWF akan mengurasi proyek-proyek potensial, Kementerian BUMN juga pasti akan memberikan proyek potensial dan itu yang akan kami masuk bersama SWF," ujar Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo dalam diskusi secara daring dengan para pemimpin redaksi media seperti dikutip Bisnis.com, Ahad, 16 Mei 2021.
Anggoro menjelaskan selain mengelola jaminan sosial ketenagakerjaan, pihaknya berkontribusi bagi pembangunan nasional. Salah satu implementasinya melalui investasi penyertaan langsung.
Meskipun begitu, hingga Maret 2021 baru terdapat sekitar Rp 392,6 miliar investasi penempatan langsung, atau mencakup 0,08 persen dari total investasi BPJAMSOSTEK senilai Rp 490,7 triliun. Menurut Anggoro, jumlah itu dapat ditingkatkan melalui investasi di SWF.
Dia menjelaskan BPJAMSOSTEK masih memiliki ruang untuk meningkatkan komposisi investasi di instrumen penyertaan langsung. Hal tersebut merujuk kepada Peraturan Pemerintah (PP) 55/2015 tentang Perubahan Atas PP 99/2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Pasal 29 beleid tersebut menyatakan bahwa investasi berupa penyertaan langsung maksimal 5 persen dari jumlah Investasi. Artinya, terdapat sekitar Rp 24,53 triliun dana BPJAMSOSTEK yang dapat ditempatkan di penyertaan langsung, salah satunya melalui SWF.