TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada 16 dan 20 Mei 2021. Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan menuju arah Jabodetabek, Budi Karya mengimbau masyarakat tidak kembali pada periode puncak tersebut.
“Kami mengimbau jangan (kembali) di tanggal tersebut karena akan penuh,” ujar Budi Karya dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Sabti, 15 Mei 2021.
Kementerian Perhubungan mendata sebanyak 1,5 juta orang telah melakukan perjalanan di masa Ramadan hingga Lebaran 1442 Hijriah. Data tersebut dihimpun sejak 22 April sampai 12 Mei 2021.
Budi Karya mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Korps Laliu-lintas Polri untuk memperketat skrining di posko penyekatan, baik jalan tol maupun rest area alias tempat peristirahatan. Di lokasi penyekatan tersebut, petugas akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen kesehatan penumpang.
Penumpang kendaraan pribadi diwajibkan mengantongi dokumen tes kesehatan rapid antigen maupun swab PCR yang menunjukkan hasil negatif Covid-19. Penumpang yang tidak membawa dokumen itu akan diminta untuk melakukan tes di tempat.
Menurut Budi Karya, Kementerian Kesehatan akan memberikan subsidi tes antigen gratis di 21 titik pengecekan acak. Selanjutnya, untuk mengantisipasi kemacetan di jalan tol, Kementerian Perhubungan akan menyiapkan skenario contra flow. Rekayasa lalu-lintas ini akan dikoordinasikan dengan kepolisian.
“Apa yang kami lakukan ini kami kordinasikan dengan Kakorlantas. Kakorlantas akan melakukan suatu manajemen lalu-lintas dengan maksimal dan tentunya dengan tim Dinas Perhubungan dan tim TNI juga membantu,” kata Budi Karya.
BACA: Kemenhub Fokus Saring Tes Antigen Pemudik di Bakauheni dan Gilimanuk
FRANCISCA CHRISTY ROSANA