TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal II masih akan tetap tumbuh meski ada larangan mudik. Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut pertumbuhan ekonomi bahkan diprediksi mencapai 7 persen.
Menurut Airlangga, kondisi ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang mengantisipasi penurunan konsumsi di tengah pembatasan mobilisasi penduduk. “Kali ini kita optimistis karena pelarangan mudik diikuti dengan Harbolnas dan pemerintah memberikan stimulus termasuk PPnBM untuk otomotif,” ujar Airlangga dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Sabtu, 15 Mei 2021.
Pemerintah mendorong konsumsi masyarakat melalui berbagai kegiatan belanja sepekan menjelang Lebaran. Bekerja sama dengan marketplace, hari belanja menawarkan diskon untuk berbagai produk buatan lokal sehingga menarik minat masyarakat melakukan transaksi.
Airlangga berujar, kegiatan tersebut telah memicu peningkatan transaksi di kota-kota besar dan wilayah aglomerasi, juga regional Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. “Yang masih dalam adalah Bali,” ujar Airlangga.
Ia meyakini larangan mudik 2021 tidak terlampau berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II seperti yang terjadi pada periode yang sama tahun lalu. Pada 2000, Indonesia mengalami kontraksi ekonomi hingga -5,32 persen akibat pembatasan pergerakan masyarakat.
Sebab bila dilihat dari produk domestik bruto atau PDB atas dasar harga konstan, kuartal II tahun lalu basisnya sudah rendah di posisi 2.528. Sedangkan di 2021, PDB atas dasar harga konstan sudah mendekati 2.700.
“Dengan basis kenaikan itu, pertumbuhan ekonomi sudah di 4,7 persen. Untuk mencapai 7 persen tinggal didorong sedikit lagi. Kita punya basis harga komoditas yang lebih baik,” ujar Airlangga.
Baca Juga: Larangan Mudik Berlaku Esok, Ingat Hanya Kelompok Ini yang Boleh Bepergian