TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat 6 poin ke level Rp 14.197 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa, 11 Mei 2021. Penguatan pun diprediksi akan kembali berlanjut pada perdagangan Rabu, 12 Mei 2021.
"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp 14.180 sampai Rp.14.225," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Penguatan nilai tukar rupiah ini salah satunya dipengaruhi oleh penjualan retail Indonesia yang terus menunjukkan tanda pemulihan. Menurut Ibrahim, kontraksi yang terjadi pada Maret 2021 akan mulai hilang pada April 2021.
Ia mengutip laporan Bank Indonesia (BI) mengenai Indeks Penjualan Riil (IPR) yang mencerminkan penjualan ritel. Pada Maret 2021, IPS berada di posisi 187,9, naik 6,1 persen (month-to-month/mtm).
Hanya saja, posisi ini masih mengalami kontraksi 14,6 persen (year-on-year/yoy). Menurut Ibrahim, penjualan retail terakhir kali tumbuh positif yaitu pada November 2019. "Artinya, kontraksi sudah terjadi selama 16 bulan beruntun," kata dia.
Tapi pada April 2021, kata Ibrahim, BI sudah memperkirakan IPR berada di posisi 209,3, naik 11,4 persen mtm. Sementara dibandingkan tahun lalu juga tumbuh 9,8 persen yoy. "Jangan kehilangan harapan," kata dia.
Sebab, kata dia, BI juga memperkirakan penjualan eceran akan naik sejalan dengan daya beli masyarakat yang meningkat saat Ramadan. "Keadaan musim dan cuaca yang mendukung, serta banyaknya program diskon," ujarnya.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Investor Kecewa Laporan Ketenagakerjaan AS, Rupiah Ditutup Menguat di Rp 14.197