TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala Mansury berharap valuasi dari subholding Pertamina, PT Pertamina International Shipping bisa meningkat seiring dengan adanya transformasi perseroan. Melalui transformasi ini, perusahaan akan menggarap bidang logistik laut terintegrasi.
"Biasanya yang digunakan untuk dasar valuasi itu EV (enterprise value) to EBITDA dari yang kalau shipping saja karena volatilitas dan risiko itu biasanya hanya di kisaran 6-7 kali. Sekarang kita berharap bisa mencapai 9-10 kali karena bisnisnya berubah," ujar Pahala di Gedung Patra Jasa, Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021.
Apalagi perseroan saat ini telah mengelola sejumlah aset seperti fasilitas penyimpanan, pelabuhan, dan sarana tambat yang menjadi bagian dari bisnis logistik laut terintegrasi. "Untuk stabilitas cashflow dan demand shipping sudah jelas karena pertamina butuh produk dan crude butuh 600.000 ton per hari untuk diimpor," ujar dia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir merencanakan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) untuk melantai di bursa pada tahun ini. "InsyaAllah tahun ini. Tapi untuk bulannya, tahapannya, kita belum bisa pastikan," ujar dia.
Erick mengatakan rencana go public akan melihat banyaknya aksi korporasi yang ada di pasar, baik dari perusahaan swasta maupun BUMN. "Window akan disesuaikan pada saat uang tepat," ujarnya. Menurut dia, rencana tersebut juga harus melalui sosiaisasi dan koordinasi dengan pihak terkait.
Saat ini, kata Erick, PIS sudah mengintegrasikan bisnis kapal dengan logistik. Sehingga, model bisnisnya menjadi lebih berkelanjutan lantaran mengintegrasikan bisnis kapal, pelabuhan, dan penyimpanan. Ia mengatakan langkah ini diperlukan untuk memperkuat rantai pasok di bidang energi nasional.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berharap PIS bisa menjadi subholding pertama dari perseroan yang melantai di bursa. Pasalnya, PIS adalah subholding pertama yang lahir pasca restrukturisasi organisasi Pertamina sejak 12 Juni 2020. "Ini subholding pertama, transformasi juga sudah tertata," ujarnya.
Dengan telah sahnya seluruh aset kapal, sarana tambat dan non sarana tambat, serta enam pelabuhan, serta terminal BBM dan elpiji diserahkan, maka hari ini armada yang dikelola PIS ada 750 armada, yang terdiri dari 540 aset milik sendiri dan sisanya sewa.
Ke depannya, perseroan juga akan meningkatkan pasar ke luar negeri. Pasalnya, selama ini hampir semua pasar yang digarap PIS adalah pasar domestik. Strategi untuk memperluas pasar adalah dengan melakukan kemitraan.
Baca Juga: Profil Subholding Perkapalan Pertamina yang Direncanakan IPO Tahun Ini