TEMPO.CO, Jakarta - Harga Ethereum pada hari ini, Senin, 3 Mei 2021, kembali menembus rekor tertinggi US$ 3.000 atau sekitar Rp 43,4 juta (asumsi kurs Rp 14.468 per dolar AS). Pada tahun lalu, harga Ethereum hanya berkisar US$ 212,7 atau berkisar Rp 3 jutaan.
Kenaikan harga aset kripto ini melanjutkan reli sepanjang pekan lalu seusai European Investment Bank (EIB) berencana meluncurkan surat utang digital di jaringan blockchain Ethereum.
Ether menyentuh level US$ 2.989,95 di perdagangan awal Asia hari ini, dan saat ini berada di angka US$ 3.055,42. Dengan begitu, harga mata uang digital ini telah meroket hingga 300 persen pada tahun ini, bahkan lebih tinggi dari Bitcoin yang lebih populer.
Sebagai aset kripto, Ethereum kini tercatat sebagai pemegang kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah Bitcoin dengan memiliki volume US$ 350,8 miliar.
Sedangkan Bitcoin kini berada di level US$ 58.160 atau berkisar Rp 841,3 juta dengan kapitalisasi pasar US$ 1,09 triliun. Di awal tahun 2021 Bitcoin ada di level US$ 57.549.
Sebelumnya, CEO Indodax Oscar Darmawan memperkirakan harga Ethereum dalam jangka panjang masih terus menguat. Hal tersebut dikarenakan pihak bank lain akan melakukan hal yang sama dan membuat obligasi digital di jaringan Ethereum karena hal ini masih jarang dilakukan oleh perbankan.
Selain itu, kata Oscar, hal lain yang bisa mengangkat harga Ethereum di masa mendatang adalah soal upgrade atau pengembangan teknologi. Saat ini Ethereum sedang dalam tahap pembenahan mengatasi kelemahan yang dia miliki.
Dengan adanya upgrade Ethereum 2.0, mata uang kripto ini diyakini bakal memiliki jaringan yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah. "Selain itu, pada pertengahan tahun ini, Ethereum akan upgrade EIP-1559, dimana akan banyak Ethereum akan di-burn. Seperti yang kita tahu, burn kemungkinan besar menyebabkan harga aset kripto meningkat bahkan hingga ratusan kali lipat," ucap Oscar, Jumat pekan lalu.
REUTERS | ANTARA
Baca: Harga Bitcoin Melejit jadi Rp 782,7 Juta Usai Tesla Umumkan Keuntungan Investasi