TEMPO.CO, Jakarta - Harga timah berhasil menyentuh rekor tertinggi US$ 32.400 per metrik ton dan merupakan harga tertinggi yang tercatat di Bursa timah ICDX sampai saat ini. Kepala logistik ICDX, Bambang, mengatakan hal ini mengukuhkan timah sebagai komoditas tidak tergantikan dan tidak terbarukan yang memiliki daya utilisasi tinggi.
Di sisi lain, fenomena ini juga menggambarkan ketergantungan dunia terhadap produksi timah Indonesia. Sebagai negara eksportir timah nomor satu di dunia, Indonesia dinilai akan menjadi poros timah dunia, juga sebagai referensi utama dalam perdagangan timah secara global.
Kenaikan signifikan harga timah juga berkaitan dengan kebutuhan dunia yang meningkat pesat sejalan dengan restriksi pandemi Covid 19. Pandemi mengakselerasi adaptasi manusia terhadap teknologi dan timah merupakan salah satu bahan esensial dalam produksi elektronik, industri otomotif elektrik dan energi terbarukan.
Menurut Bambang, kebutuhan yang terus meningkat ini tampaknya belum dapat dipenuhi secara maksimal mengingat volume total produksi timah Indonesia yang terbatas begitu pula dengan Cina.
“Indonesia berpotensi menjadi menjadi tulang punggung timah dunia di tahun ini, mengingat potensi timah dan kapasitas smelter Indonesia memungkinkan dapat memproduksi timah tujuan ekspor lebih tinggi lagi,” ujar Bambang, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1 Mei 2021.
Rendahnya stok timah global ini juga menjadi katalis rekor harga timah tertinggi ICDX dalam sepuluh tahun terakhir. Di sisi lain, Cina yang memiliki volume produksi timah yang besar juga menahan stok ekspornya yang secara langsung menambah urgensi akan timah semakin besar.