TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid menilai tepat keputusan Menteri BUMN Erick Thohir untuk melepas sebagian kepemilikan saham kepada publik (go public) 14 perusahaan BUMN, karena akan menjadikan perusahaan lebih kompetitif dan terbuka.
“Kebijakan memasukkan 14 BUMN dalam daftar IPO (initial public offering/IPO), menunjukkan bahwa BUMN semakin kompetitif dan terbuka. BUMN membuka akses bagi masyarakat untuk mendapatkan dana secara sustainable,” kata Arsjad dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 1 Mei 2021.
Ke-14 BUMN itu adalah Pertamina International Shipping, Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Pertamina Hilir, Indonesia Healthcare Corporation, dan Bio Farma Vaksin. Selanjutnya, EDC and Payment Gateway Himbara, Pupuk Kalimantan Timur, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), Telkom Data Center, Inalum Operating, MIND ID, dan Logam Mulia.
Go public akan dilakukan secara bertahap pada 2021 hingga tahun 2024. Pada 2021, Kementerian BUMN menargetkan melakukan IPO terhadap Mitratel dan PGE. Sebelum IPO, PGE akan merger dengan perusahaan-perusahaan geothermal lainnya, yang saat ini dimiliki PLN dan Geo Dipa.
Arsjad yang juga calon Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 itu, mengungkapkan bahwa keputusan untuk melepas saham 14 BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menunjukkan pemerintah membuka peluang bagi masyarakat untuk memiliki saham perusahaan-perusahaan milik negara.
Selain itu, dampak dari go public, perusahaan BUMN akan memiliki ekuitas optimal sehingga akan terus berupaya meningkatkan kinerjanya agar dapat menciptakan value added.