TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mega Tbk. meraup laba bersih sebesar Rp 747,24 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Laba bank milik konglomerat Chairul Tanjung ini naik 11,63 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 669,39 miliar.
Pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 17,82 persen secara year on year menjadi Rp 1,17 triliun. Adapun di sisi kredit yang disalurkan, Bank Mega mencatat pertumbuhan 1,61 persen dari posisi akhir Desember 2020, menjadi Rp 49,27 triliun per 31 Maret 2021.
Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega turun 0,89 persen ytd menjadi Rp 78,48 triliun. Penurunan DPK tersebut berasal dari simpanan deposito yang menurun 5,05 persen ytd menjadi Rp 54,05 triliun.
Sementara itu, tabungan turun 0,10 persen ytd menjadi Rp 13,74 triliun dan giro tumbuh 25,6 persen menjadi Rp 10,69 triliun. Dari situ, rasio dana murah (CASA) meningkat dari 28,12 persen pada posisi akhir Desember 2020 menjadi 31,13 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Hingga akhir Maret 2021, Bank Mega mencatatkan total aset senilai Rp 111,59 triliun. Angka ini turun ketimbang posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 112,20 triliun.
Jika dilihat dari komposisi pemegang saham, Chairul Tanjung dan Keluarga (CT Corpora) menjadi pemegang saham pengendali (PSP) Bank Mega, melalui PT Mega Corpora dengan kepemilikan saham sebesar 58,018 persen. Berikutnya adalah pemegang saham bukan PSP melalui pasar modal yakni PT Indolife Pensiontama dengan kepemilikan sebesar 6,072 persen.
BISNIS
Baca: Deposito Rp 56 M di Bank Mega Raib, Nasabah Cerita Ada Kejanggalan pada 2012