TEMPO.CO, Jakarta - Head of Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda hype investasi dalam bentuk uang kripto seperti Bitcoin belakangan ini tak lepas dari lonjakan harganya di bursa global.
Dari pengamatannya, harga aset digital yang sangat fluktuatif tersebut secara otomatis menentukan karakteristik investornya. "Dilihat dari demografi investor kita saat ini lebih banyak diisi oleh investor muda milenial yang memang risk lover," ujar Nailul ketika dihubungi, Kamis, 29 April 2021.
Para investor muda ini, menurut dia, yang memang mengincar keuntungan dari volatilitas harga. "Nah Bitcoin ini menawarkan keuntungan yang besar namun memang risikonya juga besar. Maka kripto menjadi alternatif investasi saat ini yang sangat digemari."
Selain generasi milenial, kata Nailul, para pemburu mata uang kripto adalah generasi Z dengan kelas pendapatan menengah ke atas. Generasi milenial adalah mereka yang lahir pada tahun 1981-1996, sedangkan generasi Z lahir pada 1997-2012.
Nailul menjelaskan, peningkatan harga yang gila-gilaan di salah satu mata uang kripto selama beberapa minggu terakhir mendorong orang masuk investasi kripto. "Prinsip take the profit. Kedua, investor juga mungkin butuh alternatif baru setelah pasar saham," tuturnya.