TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan sebanyak 10-15 perusahaan pelat merah bersiap untuk go public atau menjadi perusahaan terbuka. Rencana ini telah direstui Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.
“Kami punya keinginan 10-15 BUMN go public supaya bisa fight di competition secara terbuka karena suka enggak suka eranya terbuka,” ujar Erick dalam dalam rapat koordinasi pembangunan pusat 2021 yang ditayangkan secara virtual, Kamis, 29 April 2021.
Erick berujar rencana BUMN dan anak-anak usahanya melantai di bursa saham atau IPO tak terlepas dari era digitalisasi yang semakin berkembang. Ia meyakini perusahaan pelat merah bisa bersaing dengan entitas-entitas besar lainnya.
Erick pun optimistis BUMN memiliki kekuatan untuk bertahan dalam ekosistem pasar terbuka. Hal ini terlihat dari kondisi beberapa perusahaan di dalam Himbara serta telekomunikasi yang telah memiliki daya saing hingga menempati peringkat sepuluh besar di industri Indonesia.
Perusahaan pelat merah, kata Erick, memiliki strategi bisnis masing-masing untuk bersaing di pasar terbuka. BUMN yang sudah go public saat ini, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, difokuskan ke arah korporasi. Sedangkan PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk bakal dikembangkan menjadi mortage bank.
PT BRI (Persero) Tbk juga akan makin kuat dengan rencana pembentukan holding ultramikro bersama PT Pegadaian dan PT PNM. “Lalu PT BNI (Persero) Tbk akan kita jadikan bank internasional supaya dapat cheaper funding. BNI punya food print di mana-mana, seperti Jepang, Amerika, Eropa,” tutur Erick.
Kekuatan daya saing perusahaan BUMN, kata Erick Thohir, juga terbukti dengan adanya merger Bank Syariah Indonesia. Dari aksi korporasi itu, BSI menempati tujuh perusahaan Himbara terbesar di Indonesia dan akan ditargetkan menduduki peringkat sepuluh besar di dunia.
Baca: Erick Thohir: UMKM Kita Hancur Lebur karena Dumping-dumping Tidak Terkendali