TEMPO.CO, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk masih akan terus berinvestasi di bisnis batu bara, salah satunya yang sudah berjalan puluhan tahun di PT Adaro Energy Tbk. Perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh Menteri Pariwisata Sandiaga Uno tersebut menyatakan masih percaya pada kemampuan dari manajemen Adaro untuk mengejar pertumbuhan di perusahaan tersebut.
"Kami juga mengerti banyak negara-negara barat yang menganggap bahwa batu bara itu sebagai komoditas yang tidak bersih," kata Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu, 28 April 2021.
Tapi, kata Devin, tidak dapat dipungkiri bahwa batu bara merupakan sumber bahan bakar paling murah untuk kegiatan elektrifikasi di tanah air. "Indonesia memiliki jumlah batu bara yang sangat melimpah," kata dia.
Penyataan ini disampaikan Devin merespon tren perbankan global yang mulai meninggalkan pembiayaan untuk bisnis batu bara. Tempo mencatat tren ini sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 3 September 2015, enam bank global mengumumkan akan menghindari pembiayaan untuk pertambangan batu bara dan pembangkit listrik yang menggunakan komoditas tersebut. Bank itu adalah ASN Bank (Belanda); Banco Fie (Bolivia); Ekobanken (Swedia); New Resource Bank (AS); Ethikbank dan Umweltbank (keduanya dari Jerman).
15 April 2020, dua raksasa pembiayaan dari Jepang, Mizuho dan Japan’s Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG), mengumumkan bahwa mereka menyetop pembiayaan untuk pembangkit listrik berbasis batu bara. 24 April 2020, diikuti oleh The Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Tak hanya di level perbankan, tapi juga sampai ke tingkat negara. Terbaru pada 22 April 2021, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengumumkan bahwa negaranya akan menghentikan semua pembiayaan baru untuk proyek batu bara di luar negeri.
Devin mengatakan Adaro awalnya memang hanya berkecimpung di bisnis eksplorasi dan produksi batu bara. Meski demikian, saat ini Adaro sudah mendiversifikasi bisnis mereka.
Tidak hanya produksi batu bara, kata Devin, tapi juga bisnis power plant pembangkit tenaga listrik. "Mereka (Adaro) juga akan berpartisipasi dalam investasi di perusahaan-perusahaan atau bisnis-bisnis yang bersifat lebih green," ujarnya.
Baca Juga: Sepanjang 2020, Citibank Tolak 11 Pembiayaan Bisnis Pembangkit Listrik Batu Bara