Terakhir, Luhut berbicara masalah tenggelamnya kapal KRI Nanggala-204 di Perairan Bali Utara. Luhut meminta para kiai turut mendoakan seluruh awak yang gugur dalam tugas dan keluarga korban agar kuat dan tabah.
Kunjungan Luhut ke kediaman para kiai sepuh diklaim tidak serta-merta terjadi. Luhut mengaku hubungannya dengan para kiai terjalin sudah sedari lama. Ia mengenang hubungannya dengan kiai sepuh sekaligus guru bangsa, Presiden keempat Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dari Gus Dur, Luhut menyadari bahwa tanpa NU, Indonesia tidak akan pernah ada. “Dan saya tetap merasa bahwa perekat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia salah satunya adalah NU,” kata Luhut.
Kegiatan mengunjungi para kiai pun telah direncanakan sejak lama. Ia merasa bersalah karena rencana itu tidak segera terealisasi. “Saya merasa berdosa sekali karena sudah berkali-kali janji untuk datang sowan ke para kiai sepuh yang sangat saya hormati, tapi baru sekarang bisa saya tepati,” kata Luhut.
Luhut berujar, setelah rapat terbatas bersama Presiden Jokowi , dia meminta izin untuk berkunjung ke Kediri sembari meninjau progres pembangunan Bandara Dhoho. “Saya sampaikan salam hangat dan ucapan terima kasih dari Presiden,” tutur Luhut sembari mengunggah fotonya dengan kiai.
Baca: Luhut: Kita Tidak Terlalu Lama Lagi Akan Meninggalkan Energi Fosil