Di Asia, Bank of Japan juga akan mengeluarkan keputusan kebijakannya sendiri di kemudian hari, dengan bank sentral diharapkan untuk mempertahankan langkah-langkah stimulus besar-besaran dan inflasi juga diperkirakan akan meleset dari target 2 persen untuk tahun-tahun mendatang.
"Pengenaan keadaan darurat negara itu di prefektur Tokyo, Osaka, Hyogo dan Kyoto pada awal pekan untuk mengekang meningkatnya jumlah kasus COVID-19 juga membayangi pertumbuhan ekonomi baru-baru ini di belakang permintaan global yang solid," tutur Ibrahim.
Adapun di India, pemerintah setempat memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk membantu memerangi COVID-19 pada hari Senin, karena jumlah kasus mencapai 17,3 juta pada 27 April menurut data Universitas Johns Hopkins.
Sementara itu di dalam negeri, kata Ibrahim, pemerintah pusat terus melakukan pengawasan yang ketat wilayah DKI Jakarta yang saat ini mengalami peningkatan penularan kasus Covid-19 terutama terjadi pada klaster perkantoran. Penularan terjadi karena karyawan semakin mengabaikan dengan protokol kesehatan saat melakukan aktivitas di luar kantor seperti berbuka puasa bersama.
"Lonjakan di perkantoran terjadi karena di saat bulan Ramadhan pekerja seusai jam kerja cenderung melakukan kegiatan buka bersama di restoran, dimana di restoran tidak menggunakan masker saat berkumpul, juga tempat duduk tidak berjarak karena dianggap satu komunitas," tutur Ibrahim.
Berdasarkan hasil kajian, Ibrahim menuturkan perusahaan di DKI Jakarta masih disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti pekerja masih 50 persen WFH, serta pola shifting hanya 25 persen yang masuk.
"Selain itu, dijelaskan sejumlah karyawan yang sudah melakukan vaksinasi baik dosis satu dan dua pun masih terpapar Covid -19," kata dia. Hal itu lah yang menjadi sentimen nilai tukar rupiah ditutup stagnan.
BACA: BI Catat Aliran Modal Asing Masuk Rp 3,88 Triliun, Rupiah Langsung Menguat
CAESAR AKBAR