Di saat yang sama, pendapatan perusahaan dari sektor penerbangan tidak berjadwal juga anjlok. Perusahaan hanya mampu mencetak pendapatan US$ 46,92 juta atau berbanding torehan dengan kuartal III 2019 senilai US$ 249,91 juta.
Total pendapatan Garuda Indoensia tercatat US$ 1,13 miliar per September 2020 atau Rp 16,98 triliun. Pencapaian ini turun 67,85 persen secara year on year dari US$ 3,54 miliar pada kuartal III 2019.
Kondisi keuangan Garuda sejalan dengan dengan Laporan Kinerja Ekonomi Industri Airlines Global periode Juni 2020 yang dipublikasikan oleh IATA. IATA menyebutkan kerugian bersih industri maskapai penerbangan global mencapai US$ 84,3 miliar akibat pandemi Covid-19.
Garuda sampai saat ini belum mengeluarkan laporan keuangan terbaru per akhir 2020. Laporan keuangan akan terbit sebelum Juni 2021 sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
BACA: Ada Varian Covid-19, Garuda Pastikan Tak Punya Rute Penerbangan ke India
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS