"Pengembangan bandara ini akan disesuaikan dengan indikasi kapasitas ultimate hingga 20 juta penumpang tiap tahunnya,” kata Suharso. Sementara saat ini, bandara tersebut baru bisa menampung 1,5 juta penumpang per tahun.
Berikutnya, Suharso mengunjungi lokasi calon ibu kota baru yaitu Penajam Paser Utara untuk mengunjungi Bendungan Sepaku Semoi yang membendung Sungai Tengin. Menurut dia, bendungan ini akan berperan sebagai penyuplai air baku untuk IKN (kapasitas 0,5 meter kubik per detik) dan Balikpapan (kapasitas 2 meter kubik perdetik).
Setelah itu, Suharso memantau Pelabuhan Kariangau di Balikpapan. Menurut dia, pelabuhan ini yang akan menjadi simpul penting dari sisi logistik penunjang ibu kota baru.
Suharso menjelaskan pelabuhan yang jadi titik krutisl logistik penunjang ibu kota baru itu terdiri atas lima terminal dengan total kapasitas 2,1 juta ton dan 630 ribu TEUs (twenty foot equivalent unit) peti kemas tiap tahunnya. “Kapasitas kargo di terminal ini bisa mencapai 300 ribu TEUs tiap tahunnya. Bahkan realisasi arus peti kemasnya meningkat sejak tahun 2015,” ujarnya.
Baca: Genggam Tanah di Lokasi Ibu Kota Baru, Suharso Monoarfa Bacakan Al Fatihah