TEMPO.CO, Jakarta - Pipa minyak milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan utara Karawang, Jawa Barat, mengalami kebocoran pada Kamis, 15 April 2021. Sampai hari ini, sudah 8 barel minyak yang tumpah ke laut dan bisa dikumpulkan oleh tim di lapangan.
"Sekarang semua tim sedang kerja keras untuk perbaikan pipa secepatnya," kata Direktur Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 23 April 2021.
Sebelumnya, PHE ONWJ mengumumkan kebocoran terjadi di sekitar area BZZA, atau 15 mil dari bibir pantai Karawang. Akibat kejadian ini, minyak tumpah ke laut dan bahkan mendarat di pesisir pantai Karawang.
Ini bukanlah kejadian yang pertama. Sebelumnya, kebocoran juga terjadi di Sumur YYA-1 milik PHE ONWHJ pada 12 Juli 2019. Kebocoran ini kemudian bisa dihentikan pada 21 September 2019.
Julius tidak berinci berapa banyak minyak pertama secara total yang tumpah ke laut. Ia hanya mengatakan bahwa saat ini kebocoran sudah berhenti. Sebab, beberapa sumur yang mengalirkan minyak ke pipa tersebut sudah ditutup.
Aliran minyak dari sumur ini juga dihentikan untuk kelancaran proses perbaikan pipa. Tapi konsekuensinya, Julius menyebut produksi diperkirakan hilang sebesar 6.000 barel per hari.
Kini selain perbaikan pipa, tim di lapangan juga masih mencegah penyeran minyak yang tercecer di laut dengan oil boom. "Semoga cuaca mendukung dan dapat segera selesai," kata Julius.
Baca Juga: Menteri ESDM Beri Lampu Hijau Daerah Kelola Ladang Tua