Begin mengatakan Pertamina EP membuka penawaran KSO untuk menggarap dalang migas yang skala ekonominya relatif kecil untuk ukuran bisnis migas. “Pertamina menawarkan ke pihak lain untuk mengerjakan program di situ. Saya kurang paham itu disebut marginal, atau lapangan tua, tapi yang pasti secara data cadangan itu masih tersedia, ada di area Pertamina, mungkin skala keekonomiannya terlalu kecil bagi Pertamina, sehingga diberikan kesempatan pada pihak lain,” kata dia.
Begin mengaku, MUJ masih mengincar ladang migas lainnya. “Kita lagi proses untuk pengajuan pengelolaan lapangan migas di daerah lainnya selain yang sedang di lelang. Ada beberapa lapangan di Jawa Barat yang kita sedang kaji untuk kita ajukan,” kata dia.
Menurut dia, modal dan teknologi masih jadi kendala bagi BUMD untuk bisa menggarap ladang migas sendirian. “Harus dengan mitra. Kenapa, karena tentu ada risiko di sana. Kita tahu bahwa BUMD 100 persen milik pemerintah yang harus dijaga sebisa mungkin tidak mengalami kerugian, nah untuk itu MUJ melakukan kemitraan dengan investor yang juga dia punya kemampuan teknologi dan juga pengalaman dalam pengolahan lapangan,” kata dia.
Begin mengaku, tawaran yang diberikan invenstor menarik. Pola kerja-samanya mirip pemberian jatah saham partisipasi (Participant Interest/PI). Investasi BUMD baru masuk saat ladang sudah memasuki fase produksi.
“Investasi dari mereka semuanya, teknologi juga, dibahas bersama dengan MUJ supaya terjadi transfer knowledge. Dan pengelolaan juga nanti dibahas bersama. Kalau sudah fasenya produksi, MUJ akan meningkatkan porsi ke ikut sertaannya secara komersial dengan mitra. Dan itu sudah diperjanjikan,” kata dia.
Begin mengklaim, ada investor yang bersedia bekerja sama dengan BUMD untuk mengolah ladang migas tua. “Jadi di tahap-tahap risiko seperit eksplorasi, kita gak ikutan, hanya kita ikut programnya, modal kita gak ikutan. Tapi setelah produksi, sudah firm, sudah positif, baru MUJ akan ikut secara komersial dengan lebih baik. Kalau gak ikutan juga gak apa-apa, tetap dapat bagi hasil tapi minim karena tidak investasi,” kata dia.
Baca Juga: Biaya Setrum Kendaraan Listrik di Indonesia Murah Meriah