Oleh karena itu, Jahja yakin, kehadiran paylater tidak bersaing langsung dengan kartu kredit. "Enggak bisa dikatakan, paylater nambah 2 juta orang, apakah market kartu kredit kemakan 2 juta? Belum tentu. Ada mungkin yang kemakan, tapi ada juga yang as a new market, ya," katanya.
Direktur BCA Santoso menambahkan penurunan volume kartu kredit yang terjadi belakangan ini bukan karena kalah bersaing dengan paylater. Sebab, segmen pasar bisnis kartu kredit dan paylater sudah jelas berbeda.
Adapun penurunan nilai transaksi kartu kredit, menurut Santoso, karena di masa pandemi otomatis ada penurunan face to face transaction. Padahal, di masa normal, transaksi kartu kredit bisa lebih tinggi karena nasabah lebih leluasa dapat membeli barang dengan cara mencicil berapa kali dengan bunga atau tanpa bunga.
Selain itu ada fasilitas kredit tanpa agunan yang bisa digunakan oleh pemegang kartu kredit ataupun orang yang belum memiliki kartu kredit. Namun hal ini tidak bisa dilakukan di masa pandemi karena tetap membutuhkan face to face transaction.
Pasar ini, kata Santoso, yang kemudian dilihat oleh para perusahaan paylater. "Ini menjadi satu market baru yang digarap oleh pemain. Nah BCA juga sedang mengamati, mengkaji mengenai produk ini untuk kita lakukan," ucapnya.
BISNIS
Baca: Pandemi, Bos BCA Cerita KPR dan Kredit Mobil Jeblok Hingga Kurang dari Separuh